Selasa, 25 Mei 2010

8 RAGAM PENYAKIT MATA


Walau tak semua penyakit mata menular, gangguan sekecil apa pun pada organ
tersebut perlu diwaspadai.



Seorang ibu bercerita tentang anaknya yang ketularan sakit mata di sekolah.
Awalnya di kelas anaknya hanya ada satu murid yang menderita sakit mata. Hari
berikutnya sakit mata sudah menular dan menjangkiti belasan murid lainnya. Tak
mencapai seminggu, akhirnya hampir seluruh siswa mengalami mata merah, berair,
dan bengkak.

Penyakit mata, seperti yang dituturkan Dr. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo,
Ph.D., memang mudah menular. Cara penularan biasanya melalui media yang secara
sengaja atau tidak, sudah tersentuh penderita. Misalnya, penderita habis
mengucek mata lalu bersalaman dengan orang lain. Akibatnya orang tersebut bisa
terjangkit penyakit serupa.

Namun walaupun mudah menular, kata Tjahjono, cara mencegah penyakit mata ini
sebetulnya sederhana saja, yakni dengan memisahkan peralatan/perlengkapan
sehari-hari yang digunakan penderita.Contohnya handuk, selimut, atau pakaian.

PENANGANAN PERTAMA

Secara alamiah, mata sebenarnya punya mekanisme mengatasi masalahnya sendiri.
Contohnya, debu yang masuk dan membuat mata kelilipan akan keluar dengan hanya
mengedipkan mata berulang kali. Baru kalau cara itu tidak mempan dan mata tetap
merah, maka yang pertama bisa dilakukan adalah menganjurkan anak untuk
beristirahat dan tidak keluar rumah sementara waktu demi menghindari parahnya
peradangan di mata.

Obat tetes mata yang dijual bebas boleh digunakan, tapi jika setelah tiga kali
pemakaian mata tak menunjukkan gejala membaik maka lekaslah memeriksakan diri
ke dokter mata. Tjahjono menegaskan, obat tetes mata tak boleh digunakan dalam
jangka panjang karena justru dapat menimbulkan peradangan/iritasi yang
berkelanjutan.

"Obat tetes mata menggunakan bahan kimia yang bersifat asam sehingga cenderung
menimbulkan rasa pedih di mata. Fungsinya juga sebenarnya untuk mengurangi
iritasi akibat debu atau angin. Namun, sakit mata karena infeksi akibat virus
atau bakteri tidak bisa hanya diatasi dengan obat tetes tapi perlu penanganan
yang lebih komprehensif oleh dokter mata," ujar spesialis mata dari Jakarta Eye
Centre ini.

BERBAGAI PENYAKIT MATA

Yang perlu diketahui, penyakit mata sangat beragam jenisnya dan tidak semuanya
merupakan penyakit menular. Penyakit mata yang bisa menular hanyalah yang
disebabkan oleh virus maupun bakteri, sedangkan yang disebabkan alergi tidak
akan menular. Upaya penyembuhan sakit mata akibat alergi bisa dilakukan dengan
pengobatan rutin dan menjaga mata agar bebas dari sumber-sumber peemicu seperti
debu, bulu, asap, dan lainnya.
Inilah ragam penyakit mata dan cara penanganannya seperti yang diutarakan
Tjahjono:

1. KONJUNGTIVITIS (MENULAR)

Adalah iritasi/peradangan akibat infeksi pada bagian selaput yang melapisi
mata. Gejalanya mata memerah, terasa nyeri, berair, gatal, keluar kotoran
(belekan), dan penglihatan (kabur). Penyakit yang mudah menular dan bisa
berlangsung hingga berbulan-bulan ini disebabkan beberapa faktor, seperti
infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, atau asap),
penggunaan lensa kontak yang kurang bersih, dan pemakaian lensa kontak jangka
panjang.

Bayi juga dapat menderita penyakit serupa. Hanya saja penyebabnya lebih karena
infeksi yang timbul ketika melewati jalan lahir. Lantaran itulah, pada bayi
penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal. Seperti diketahui, jalan lahir
tidaklah steril dari kuman tertentu yang mungkin bisa menimbulkan infeksi.

Nah, saat bayi lahir melewati jalan lahir (vagina), ia tentu akan terpapar
kuman yang ada di lokasi itu. Jika mengenai mata bisa mengakibatkan infeksi
pada mata dengan gejala mata merah dan belekan. Oleh karena itu, pada umumnya
mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk
mematikan bakteri yang dapat menyebabkan konjungtivitis gonokokal.

Penanganan:

* Kompres mata dengan air hangat.

* Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika sesuai resep dokter. Biasanya
penderita juga diberi tablet atau suntikan untuk mengurangi iritasi dan gatal
pada mata.

* Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar tak menimbulkan iritasi lebih
parah.

* Usahakan agar penyakit ini tidak menyebar pada orang lain, misalnya
memisahkan alat-alat yang digunakan dan tidak digunakan oleh orang lain.

2. KERATOKONJUNGTIVITAS VERNALIS (KV)

Adalah iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi
sehingga menimbulkan rasa sakit. Gejalanya: mata merah, berair, gatal, kelopak
mata bengkak, dan terjadi kotoran mata (belekan). Perlu diketahui KV merupakan
peradangan yang berulang alias musiman dan penderitanya cenderung kambuh
terutama pada musim panas. Terkadang penderita KV mengalami kerusakan pada
sebagian kecil kornea yang menyebabkan nyeri yang akut.

Penanganan:

* Jangan menyentuh atau menggosok bagian mata karena bisa menyebabkan iritasi

* Mata dikompres dengan air hangat.

* Dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata.

3. ENDOFTALMITIS

Merupakan infeksi yang terjadi di lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata
bernanah. Gejalanya berupa mata merah, nyeri, bahkan sampai mengalami gangguan
penglihatan. Biasanya terjadi karena mata anak tertusuk sesuatu seperti lidi
atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera
ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.

Penanganan:

* Dokter mata biasanya memberikan obat antibiotika.

* Untuk mengeluarkan nanah yang berada di bola mata, penderita harus menjalani
pembedahan.

4. SELULITIS ORBITALIS (SO)

Yaitu peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya berupa mata
merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta
penderita mengalami demam. SO pada anak-anak sering terjadi akibat cedera mata,
infeksi sinus atau infeksi yang berasal dari gigi. Diagnosa pasti dapat
ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus. SO yang tak
segera ditangani bisa berakibat fatal, seperti kebutaan, infeksi otak atau
pembekuan darah di otak.

Penanganan:

* Untuk kasus yang tergolong ringan dapat diberikan antibiotika secara oral.

* Pada kasus berat diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau bahkan
pembedahan untuk mengeluarkan nanah ataupun mengeringkan sinus yang terinfeksi.
5. TRAKOMA (MENULAR)

Adalah infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri
ini berkembang biak di lingkungan yang kotor atau bersanitasi buruk. Lantaran
itulah, trakoma sering menyerang anak-anak, terutama di berbagai negara
berkembang. Pemaparan bakteri berlangsung saat anak menggunakan alat atau benda
yang sudah tercemari Chlamydia seperti sapu tangan atau handuk.

Gejala trakoma adalah mata merah, mengeluarkan kotoran (belekan), pembengkakan
kelopak mata dan kelenjar getah bening, serta kornea kelihatan keruh. Penyakit
ini sangat menular.

Penanganan:

* Jauhkan alat/benda yang sudah dipakai penderita dari anggota keluarga yang
lain.

* Penderita biasanya akan diberi salep antibiotika yang mengandung tetracycline
dan erythromycin selama sekitar satu bulan bahkan bisa lebih.

* Jika tak segera ditangani dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut di
kornea sehingga menyebabkan bulu mata melipat ke dalam dan terjadilah gangguan
penglihatan.

* Jika terjadi kelainan bentuk pada kelopak mata atau kornea kemungkinan perlu
dilakukan tindakan pembedahan.

6. BLEFARITIS

Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola
mata dari iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar,
yaitu kelenjar minyak, air dan lendir. Nah, blefaritis adalah suatu peradangan
pada kelopak mata karena terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang
berasal dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi
minyak bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat
kelopak mata yang juga sering didatangi bakteri.

Gejala blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di
bagian kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi
kerontokan bulu mata. Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan
blefaritis posterior. Yang pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian
luar depan yaitu di tempat melekatnya bulu mata. Penyebabnya adalah bakteri
stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di kelopak mata bagian dalam, yaitu
bagian kelopak mata yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah kelainan
pada kelenjar minyak.

Penanganan:

* Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara sering membersihkan
sekitar kelopak mata untuk mengangkat minyak. Ada sejenis pembersih khusus yang
bisa digunakan.

* Untuk membunuh bakteri digunakan salep antibiotika seperti erythromycin atau
sulfacetamide. Bisa juga dengan obat antibiotika oral seperti tetracycline.
7. DAKRIOSISTITIS

Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus
nasolakrimalis yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung. Faktor
alergilah yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut. Akibatnya
adalah infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah
dan bengkak, bahkan bisa sampai mengeluarkan nanah dan penderita mengalami
demam.

Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan.
Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di
atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah.

Penanganan:

* Dengan cara pemberian antibiotika oral atau melalui pembuluh darah.

* Bisa dilakukan pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata

* Jika terjadi kantung nanah maka harus dilakukan pembedahan.

8. ULKUS KORNEA (UK)

Adalah infeksi pada kornea bagian luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus,
protozoa atau karena beberapa jenis bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas
atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda
asing. UK terkadang terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam
dan belakang kornea. UK yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di
bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan
letak iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata.

Gejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap
cahaya (photo phobia), pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning
keputihan, dan gangguan penglihatan.
Penanganan:

* Penderita UK perlu melakukan berbagai pemeriksaan seperti tes refraksi, tes
air mata, pengukuran kornea (keratometri), dan tes respons refleks pupil.

* UK tingkat ringan dapat ditangani dengan obat tetes mata yang mengandung
antibiotika, antivirus atau antijamur.

* Penderita yang tergolong berat kemungkinan perlu menjalani pembedahan yaitu
pencangkokan kornea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar